welcome

welcome

wa...wa...wa....

wa...wa...wa....

Mengenai Program Studi PPKn di Universitas Cenderawasih



VISI MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI PPKn


Program Studi (PS)

: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegara


J u r u s a n

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


F a k u l t a s

: Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Perguruan Tinggi

: Universitas Cenderawasih


Waktu Penyelenggaraan Pertama Kali

: 11 Juli 1998


Nomor SK Pendirian PS

: 239 DIKTI KEP 1996


Tanggal SK

: 11 Juli 1997


Pejabat Penandatangan SK

: BAMBANG SOEHENDRO





Visi dan Misi Program Studi PPKn

Visi Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah : “ Menjadi program studi yang unggul dalam pengembangan kewarganegaraan, demokrasi dan hak asasi manusia, serta menghasilkan lulusan yang professional, beretika dan bermoral dalam menghadapi tantangan global “.



Misi Program Studi PPKn

1. Meningkatkan mutu pembelajaran Program Studi PPKn

2. Meningkatkan keterampilan mengajar calon guru PPKn

3. Menghasilkan tenaga kependidikan kewarganegaraan yang profesional dan memiliki integritas (pemikir, peneliti serta pengabdi yang mampu menerapkan nilai-nilai dasar Pancasila

4. Menghasilkan pribadi yang profesional, berwawasan luas, menjadi warga negara yang baik dan aktif dalam pembangunan bangsa dan negara.

5. Menjalin dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga internal dan eksternal dalam rangka kualitas tenaga akademik, kemahasiswaan, dan kualitas akademik melalui kerjasama dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.



Tujuan Program Studi PPKn

1). Menghasilkan tenaga kependidikan dalam bidang pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah baik umum maupun kejuruan

2). Menghasilkan tenaga profesional dalam bidang pendidikan kewarganegaraan , demokrasi serta hak asasi manusia membentuk karakter yang berwawasan multidisiplin ilmu

3). Menghasilkan tenaga ahli, peneliti dan pemikir dalam bidang pendidikan kewarganegaraan, demokrasi dan hak asasi manusia


Berdasarkan misi yang ditetapkan, maka sasaran yang akan dicapai Program Studi PPKn FKIP Universitas Cenderawasih yaitu peningkatan mutu pembelajaran dan mutu lulusan program studi dengan strategi pencapaian yaitu melakukan penyesuaian kurikulum, peningkatan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan pembelajaran aktif di perguruan tinggi (ALIHE)




Laman

Kalau mau cari data seperti biasa di google....klik dan cari disini

Rabu, 17 Agustus 2011

PEMBANGUNAN DAN MASALAH DI SEPUTAR WILAYAH PERBATASAN ANTARNEGARA DI PROVINSI PAPUA Oleh: Dr. Nomensen ST Mambraku


1. Gambaran Umum
1.1 Kawasan Perbatasan Darat dan Laut
Secara geografis Provinsi Papua terletak antara 20 25 , - 90 LS dan 130 0- 141 BT, dengan luas wilayah 317.062 km atau 17, 04 % dari seluruh Indonesia dan merupakan provinsi dengan wilayah terluas di seluruh Indonesia. Provinsi Papua, sejak tahun 2009 terbagi ke dalam 28 wilayah administrasi pemerintah kabupaten dan 1 (satu) kota. Provinsi Papua memiliki batas-batas teritorial sbb:
− sebelah utara berbatasan dengan Samudra Pasifik
− sebelah selatan berbatasan dengan Autralia dan Papua New
− sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Papua Barat
− sebelah timur Negara Papua New Guinea

Perbatasan Daratan dengan PNG sepanjang kl 770 km pada:
− 4100' 00" BT DARI MM 1 S/D MM 10
− 141001' 10" BT DARI MM 11 S/D 14
Pada wilayah perbatasan daratan telah dibangun sebuah Pilar Batas negara berbentuk Tugu Perbatasan yang disebut Meridian Monument (MM), hingga saat ini telah dibangun 52 pilar batas pada route tradisional penduduk. Dengan rincian 24 tugu menjadi tanggungjawab Pemerintah RI dan 28 lainnya menjadi tanggungjawab Pemerintah PNG. Ada 14 Pilar Batas Utama dibangun tahun 1966/1967, sedangkan 38 Pilar Batas Sekunder dibangun tahun 1982-1990. Batas RI-PNG disepakati berdasarkan Perjanjian antar Belanda dan Inggris di Den Haag Belanda pada tanggal 16 Mei 1895, yaitu: Convention Between Great Britain and Netherland Defining Boundaries in New Guinea pada koordinat 141 0BT
Berbatasan Lautan dengan Negara PNG dan Australia
di sebelah selatan pada 3 (tiga) titik, yaitu:
A. 1410 0" BT 90 08" LS
B. 1400 52" 00' BT 90 23' 00" LS
C. 140 49' 30" BT, 090 24' 30" LS
di sebelah utara pada 2 (dua) titik yaitu:
A. 1410 01' 30" BT, 020 08' 30" LS
B. 1410 00' 00" BT, 020 35' 37" LS

Batasan Laut dengan Negara Republik Palau :
− sebelah utara dengan Kabupaten Supiori di Pulau Mapia dengan dua titik pulau terluar yaitu Pulau Fanildo dan Bras
− sebelah timur dengan Kabupaten Sarmi di Kepulauan Kumamba dengan dua titik pulau terluar Pulau Liki dan Armo

1.2 Visi (Nasional) Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara.
Menjadikan Kawasan Perbatasan Antar Negara Sebagai Kawasan yang Aman, Tertip, Menjadi Pintu Gerbang Negara dan Sebagai Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan, Sehingga Dapat Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lokal dan Menjamin Terpeliharanya NKRI

1.3 Visi dan Misi Badan Perbatasan Dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua.
Visi:
Terciptanya Masyarakat Perbatasan yang Aman, Sejahtera Dalam Kerangka NKR dan Terlaksananya Kerjasama di Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Secara Bilateral Maupun Multilateral Antar Kota, Daerah Di Provinsi Papua Dengan Kota-Kota Di Negara Tetangga.

Misi.
1. Meningkatkan kesejahteraan penduduk di sepanjang daerah perbatasan dengan negara tetangga
2. Meningkatkan hubungan baik bilatral maupun multiteral dengan negara lain yang saling menguntungkan.
3. Meningkatkan pembinaan dan pengembangan sumber daya aparatur dan pejabat yang bertugas di daerah perbatasan.
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pengelola perbatasan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi untuk meningkatkan singkronisasi dan keterpaduan pembangunan daerah perbatasan.
5. Meningkatkan, memelihar, menjaga dan mengamankan tanda batas antar negara di sepanjang daerah perbatasan dengan didukung hukum internasional.
6. Meningkatkan sumber daya dan pembinaan masyarakat perbatasan di bidang wawasan kebangsaan dan ketentuan/peraturan yang berlaku di daerah perbatasan.

2. Isu Utama Pembangunan Perbatasan
1. Kesejahteraa Masyarakat
Secara de facto kesejahteraan penduduk di wilayah perbatasan antarnegara masih rendah. Postulat demikian dapat dibuktikan dengan keadaan ekonomi penduduk di wilayah perbatasan.
2. Pelayanan Publik
Kesejahteraan penduduk di daerah perbatasan masih rendah, juga terindikasi dengan belum optimalnya, bahkan masih rendahnya pelayanan publik seperti, rendahnya aksesbilitas pada: transportasi, komunikasi, informasi, pendidikan, listrik, air bersih dan pemerintahan
3. Keamanan dan Pertahanan
Rendahnya aksesbilitas penduduk di wilayah perbatasan terhadap hukum maupun berbagai informasi tentang NKRI. Hal ini terbukti hingga saat ini masih ada warga negara PNG yang bertempat tinggal tetap di wilayah NKRI atas hak ulayat dan hubungan kekerabatan demikian juga sebaliknya. Hasil wawancara dengan seorang pejabat struktural di Badan Perbatasan Dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua (6-6-2011) meminta untuk menulis dalam bagian ini, tentang perilaku Tentara Nasional Indonesia di wilayah perbatasan yang masih bertindak represif dan militeristik serta seringkali melakukan pemerkosaan terhadap kaum wanita. Dengan nada tinggi pejabat tersebut (bukan Orang Papua) mengungkapkan, "bagaimana rasanya kalau istri atau anak perempuan atau saudara perempuan bapak diperkosa di depan mata bapak. Menurutnya perilaku kasar dan tidak beretika seperti inilah salah satu sumber konflik antara penduduk dengan beberapa anggota TNI dan berakibat luas dalam ranah keamanan dan pada posisi akhir penduduk diberi lebel separatis. Menurutnya bahwa ditengah penduduk yang berambut keriting itu kini dan kedepan akan ditemukan anak-anak berambut lurus tanpa ayah.

Berdasarkan RTRW Kota Jayapura, sebagai salah satu wilayah yang memiliki perbatasan wilayah dengan negara tetangga, telah dikembangkan strategi pertahanan keamanan pada kawasan perbatasan sbb:
1. Penyediaan pos-pos TNI untuk pengawasan dan pengamanan di sepanjang sabuk komando wilayah perbatasan.
2. Pembangunan pos lintas batas lengkap dengan sarana pendukung di sekitar garis terdepan.
3. Penyediaan akses lintas sabuk komando berupa pembangunan jalan raya sepanjang garis perbatasanyang berfungsi sebagai jalur patroli dan penyiapan reaksi tanggap terhadap masalah keamanan dan pertahanan.
4. Pembangunan infrastruktur dan prasarana dan sarana lainnya yang bertujuan meningkatkan kualitas kehidupan penduduk di kawasan perbatasan.

3. Kendala untuk Pembangunan Daerah Perbatasan
Secara makro, masalah-masalah yang menjadi kendala untuk Pembangunan Daerah Perbatasan dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) soal-besar, sebagai berikut:
1. Sebagian besar wilayah perbatasan tidak/belum memiliki infrastruktur yang baik, bahkan di beberapa daerah sangat isolir dari Kawasan Pembangunan Provinsi Daerah. Daerah-daerah itu terutama ditemukan di bagian perbatasan wilayah tengah. Sedangkan daerah-daerah di bagian utara dan selatan sudah dapat ditempuh lewat jalan raya. Khusus untuk Pulau-pulau Mapia sebagai wilayah terdepan yang berhadapan dengan Negara Palau sangat kurang informasi.
2. Tidak/belum adanya perencanaan pembangunan yang pasti dan terarah, baik ditingkat kota, kabupaten, provinsi maupun nasional untuk meningkatkan aktivitas di wilayah-wilayah perbatasan yang menjadi sentral kegiatan.
3. Masih rendahnya pelayanan publik, terutama transportasi, infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan. Salah satu kendala psikologis adalah belum terwujudnya insentif guru, dokter (tenaga kependidikan dan kesehatan) dan tenaga penyuluhan.
4. Khusus daratan wilayah perbatasan PNG dan NKRI terdapat penyebaran hak-hak ulayat penduduk atas tanah terletak dalam wilayah kedua negara
5. Masih tingginya pelanggar batas (ilegal) baik laut maupun darat, terutama wilayah perbatasan dengan negara tetangga PNG
6. Tidak/belum adanya lembaga resmi yang berkedudukan di wilayah perbatasan antarnegara dan secara khusus merencanakan dan menangani pembangunan di daerah perbatasan.
7. Pendekatan keamanan/pertahanan serta pendekatan kesejahteraan masih sulit diwujudkan karena belum ada model atau contoh yang lebih tepat guna dan tepat sasaran.
4. Beberapa Solusi yang layak dilakukan oleh Badan Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri Provinsi Papua, yaitu:
1) Meningkatkan pengawasan dan tindakan penertiban terhadap maraknya kegiatan ilegal di perbatasan.
2) Optimalisasi pendataan dan pemberian identitas WNRI kepada penduduk perbatasan
3) Meningkatkan penyuluhan dan sosialisasi berbagai ketentuan lintas batas negara baik darat maupun laut.
4) Meningkatkan prasarana dan sarana Pos Pelaporan Lintas Batas (PPLB) RI-PNG di Skouw (RI) dan Wutung (PNG)
5) Mengusulkan perlakuan khusus terhadap Pejabat Perbatasan dalam melaksanakan tugas di kawasan perbatasan.
6) Meningkatkan peranan Komite Perbatasan melalui Forum BLOM (Border Liasion Officer Meeting), BLM (Border Liasion Meeting) dan JBC (Joint Border Commeety) dalam penyelesaian permasalahan perbatasan antarnegara.
7) Meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam mengaktifkan Pos-Pos Lintas Batas antarnegara.
5. Kebijakan Dan Strategi Pembangunan Kawasan Perbatasan
5.1. Peningkatan Pemerintah Daerah Dalam Mempercepat Peningkatan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat
5.1.1 Meningkatkan dan mempercepat pembangunan prasarana dan sarana berbagai sektor, dengan mengutamakan pendidika, kesehatan dan ekononi
5.1.2 Meningkatkan SDM (baik kapasitas aparatur maupun masyarakat di lingkungan wilayah perbatasan
5.1.3 Meningkatkan mobilitas pendanaan.

5.2 Penegasan Penetapan Garis Perbatasan Antarnegara Secara Jelas Disertai Dukungan Hukum Internasional
5.2.1 Membangun pilar-pilar perbatasan antarnegara
5.2.3 Merealisir kepastian Hukum Internasional tentang batas antarnegara
5.2.4 Mengembangkan kawasan perbatasan antarnegara sebagai securty belt kedaulatan negara

5.3 Meningkatkan Kerjasama Di Kawasan Perbatasan Antarnegara
5.3.1 Mewujudkan pengembangan kawasan perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis SDA melalui sektor-sektor unggulan
5.3.2 Meningkatkan perdagangan bilateral
5.3.3 Meningkatkan penyediaan fasilitas pelayanan seperti: kepabeanan, keimigrasian, karantina, dsb.

5.4 Peningkatan Wawasan Kebangsaan Bagi Penduduk Wilayah Perbatasan
5.4.1 Meningkatkan kesadaran dan wawasan kebangsaan dalam rangka menjaga eksistensi NKRI
5.4.2 Menata hak-hak warga negara di wilayah perbatasan, termasuk bagaimana memasuki wilayah adat dan bagaimana mengelolanya.
5.4.3 Mengupayakan dan meningkatkan repatriasi disertai pembinaan kebangsaan

5.5. Meningkatkan Hubungan Bilateral yang harmonis dengan negara tetangga.
5.6. Peningkatan Pengawasan Lintas Batas Tradisional.

6. Peran Lembaga Pendidikan Tinggi, khusus Universitas Cenderawasih
6.1. Meningkatkan kerjasama dengan UPNG/UNITEK PNG
6.2 Melakukan penelitian tentang berbagaimasalah, terutama isu pokok di daerah perbatasan. Hasil;hasil penelitian merupakan masukan dan kajian bagi pemerintah daerah dalam menentukan arah, strategi serta pendekatan penanganan masalah di wilayah perbatasan.
6.3. Melakukan peningkatan dan kesadaran kebangsaan bagi penduduk di daerah perbatasan.
6.3.1 Melalui program-program studi yang berkompetensi.
6.3.2 Menerima dan mendidik purta-putri yang berasal dari wilayah-wilayah perbatasan untuk diangkat menjadi PNS, terutama guru untuk mendidik peserta didik menjadi warga negara yang baik.

7. Rekomendasi
7.1 Perlu adanya strategi penanganan terpadu dalam bentuk satu atap untuk melakukan pembangunan di berbagai sektor pembangunan di daerah-daerah perbatasan dengan tetap memperhatikan dan mengedepankan hak-hak penduduk lokal di kawasan perbatasan.
7.2 Lebih mengedepankan pendekatan kemakmuran, pendekatan hukum, pendekatan sosiologis dan mengupayakan pengurangan pendekatan keamanan.
7.3 Meningkatkan korelasi kerjasama antarnegara tentang berbagai masalah di kawasan perbatasan.

Profil Lulusan dalam Foto Yudisium

Profil Lulusan  dalam Foto Yudisium
Mahasiswa Prodi PPKn Angkt 2005, 2006 dan 2008 dalam acara Yudisium Kelulusan dan perolehan Gelar Sarjana Pendidikan Pada tahun 2009

Profil Akademik dalam Kegiatan Ujian Komprehensif Mahasiswa

Profil Akademik dalam Kegiatan Ujian Komprehensif Mahasiswa
Para Mahasiswa foto bersama dengan dosen usai Ujian Komprehensif

Profil Mahasiswa PKn dalam Gambar

Profil Mahasiswa PKn dalam Gambar
Ketua Komisariat Tahun 1999-2000 (W Kogoya) ditemani Wakil Ketua Komisariat Fillep Wopairi serta Sekum Komisariat (Sergio O Sawaki) sedang menyambut adik tingkat Angkatan 2000.

Seputar Alumni PPKn FKIP UNCEN

JUDUL-JUDUL SKRIPSI SEBAGIAN MAHASISWA PPKn UNCEN

No

N a m a

Judul Karya Ilmiah

Tahun

1.

Widhi Asmara

Studi tentang Masyarakat Hindu di Desa Yaturaharja Distrik Arso Kabupaten Jayapura

2003

2.

Alexander Rogi

Hubungan Persepsi Siwa tentang Masa Depan dengan minat siswa mempelajari PPKn di SMU Negeri 1 Waropen Bawah Tahun Pelajaran 2002-2003

2003

3.

Agustinus Ragainaga

Persepsi Siswa terhadap Mata pelajaran PPkn di SMU YPK Diaspora Kotaraja

2003

4.

Rina

Narkoba dan Obat Berbahaya ditinjau dari sudut etika (studi kasus di LP Kls IIa Abepura)

2003

5.

Maria Abiyindim

Studi Tentang Perkawinan di bawah umur dalam kaitannya dengan UU No.1 Tahun 1974 di Kampung Wonsim Distik Waropko, Kabupaten Boven Digoel

2003

6.

Willius Kogoya

Pergeseran Nilai Gotong Royong Pada masyarakat Suku Lani di Desa Kemiri, Jayawijaya

2003

7.

Maknowiyatun

Tinjauan Tentang Peranan Guru PPKn dalam meningkatkan kesadaran Moral Bagi Siswa di SMU Muh. Abepura

2002

8.

Toni Worobai

Tinjauan Kelulusan di SLTP N.1 Yapen Timur, Kabupaten Waropen

2002

9.

PetronelaTetelepta

Studi Tentang Metode Mengajar PPKn di SMU YYPK Taruna Dharma Kotaraja

2002

10.

Elpius Hugi

Studi Tentang Pesta Seks Pada generasi Muda di desa Wililimo Kecamatan Hubikosi, Kabupaten Jayawijaya

2003

11.

Yulice Krenak

Studi Tentang Harta PerkawinanMasyarakat Sodrofoyo di Kota Madya Sorong

2002

12.

Novita Yupii

Tinjauan tentang Peranan Guru PPKn dalam Meningkatkan Motivasi Pembelajaran Bagi Siswa SLTP N.1 Distrik Uwapa, Kabupaten Nabire

2003

13

Yuliana Ansanai

Hubungan Isu Papua Merdeka dengan Prestasi Belajar Siswa

14

Ariestiani Dyah Minarti

Tinjauan Tentang Tenaga Pndidik Non FKIP Dalam Proses Pembelajaran Pada SMU Hikmah Yapis Jayapura (suatu studi kasus)

2002

15

Sugiono

Studi tentang Kehidupan Suku Buton Dengan Masyarakat Asli Daerah Sentani di Kampung Toladan, Kelurahan Sentani Kota, Kematan Sentani

2002

16

Etuk Yikwa

Persepsi

2003

17

Hertena Tabuni

Pengaruh Metode pemberian Tugas dalam Pelajaran PPKn terhadap Pembentukan Sikap Siswa SLTP N.1 Wamena, Kabupaten Jayawijaya

2003

18

Lekius Yikwa

Peranan Remedial dalam Pembelajaran PPKn di SLTP Santo Paulus Abepura

2003

19

Sebastianus Mangelo

Pentingnya Pendidikan Moral dalam Pengajaran PPKn di SMU YPPK Taruna Dharma Kotaraja

2003

20

Segio Sawaki

Studi Tentang

2003

21

Kundrad Teturan

Tinjauan Tentang Penggunaan Media Pengajaran Dalam PBMPPKn di SLTP YPJ Kuala Kencana Timika

2002

22

Sukamat

Survei Pendapatan Masyarakat Desa Yuwanain terhadap Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Menggerakkan Pembangunan di Desa Yuwanain Kecamatan Arso Kabupaten Jayapura

2002

23

Muhammad Said

Studi Tentang Guru NonPPKnDi SMU Muh. Jayapura

2004

24

Rahmaniar

Studi Tentang Perceraian di Pengadilan Agama Jayapura

2004

25

La Ode

-

2004

26

Hiskia Uruwaya

-

2004

27

Henda Beroperay

-

2004

28

Yunita Tandisiapi

Studi Tentang Pengajaran PPKn Sebagai Salah Satu Upaya Pembentukan Kepribadian Siswa di SLTP N.5 Sorong

2004

29

Marlina Ick

Studi Tentang Kedudukan Harta Perkawinan Dalam perkawinan Adat Masyarakat Maybrat Kampung Kambuaya Distrik Ayamaru, Kabupaten Sorong

2004

30

31

Daan Daby

Marsyalina Sombolayuk

Suatu Tinjauan Tentang Kebersihan Lingkungan di Kelurahan Yabansai Distrik Abepura, Kotamadya Jayapura

Peranan Guru Dalam Memotivasi Siswa Terhadap pembelajaran PPkn di SLTP Negeri 2 Fak-Fak

2004

2002

32

Umar

Etika Musyawarah Anggota DPRD Fak-Fak

2004

33

Naftali Elopere

Perang Suku sebagai bahan Ajar Muatan Lokal

2002

34

dst

2004







===============================================
Informasi Kepada Seluruh Alumni Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FKIP-Universitas Cenderawasih dapat mengirim artikel, informasi pendidikan, dan Informasi Nasional dan Global demi pengembangan ilmu, pertukaran informasi.

Semoga informasi yang dapat di publikasikan pada blogspot ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Diharapkan dapat mengirim informasi ke alamat sdr. Willius Kogoya dengan alamat email. willy_kogoya@yahoo.com dan willy.kogoya@gmail.com serta No HP/ sms ke 081328439500.


Artikel & Hasil Penelitian Dosen PPKn

Daftar Hasil Karya Ilmiah dosen PPKn

No

N a m a

Judul Karya Ilmiah

Tahun

1.

Yan Dirk wabiser

Peranan Boven Digoel dalam sejarah pergerakan nasional

2001

2.

Otonomi Kampung menurut Masyarakat Adat Sentani

2002

3.

Korupsi sebagai bahan ajar peserta didik

2002

4.

Tanggapan Guru pamong terhadap calon Guru PPKn 2002-20003

2003

5

Gurabesi Pahlawan Budaya Papua

2003

6.

Bernarda Meteray, YanD. Wabiser

Hubungan papua dengan kesultanan Tidore

2002

7.

Bernarda Meteray

Kebijakan pemerintah Koolonial Belanda di Papua Tahun 1960

2003

8.

Salatun

Keadaan Sosial ekonomi masyarakat Arso 1 Kecamatab Arso kabupaten Dati II

2002

9.

Tinjauan kepada Tenaga kependidikan non FKIP dalam proses pembelajaran pada SMU Hikmah YAPIS Jayapura : suatu tinjauan studi kasus

2002

10.

Marten Timisela

Strategi Pembangunan Ekonomi yang berdaya guna untuk menopang Pendidikan

2003

11.

Willius Kogoya

Pro-Kontra Pemekaran Provinsi dan Kabupaten di Papua Dalam Perspektif Nenggi-Kenggi dan Impliksinya Terhadap Ketahanan Wilayah

2007





==============================================
Semua Dosen pada program studi PPKn dapat mempublikasikan hasil penelitian atau artikel pada blogspot ini.

semoga bermanfaat bagi diri kita, mahasiswa dan seluruh peminat Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Informasi Mahasiswa PPKn yang Aktif Kuliah

Para Mahasiswa Program Studi PPKn diharapkan dapat mengirim tulisan atau mengikuti informasi di blogspot ini.

==========================================